Pengertian
organisasi
A.
Beberap
pendapat
1.
Oliver
Sheldon (1923)
Organisasi
adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok
harus melakukan dengan bakat bakat yang di perlukan untuk melakukan tugas.
2.
Chester
I barnard (1938)
Oragnisasi adalah
suatu system tentang aktivitas aktivitas kerjasama dari dua orang atau lebih,
sesuatu sesuatu yang tak berujud dan tak bersifat pribadi sebagian besar
mengenai hal hal hubungan.
3.
Herlegh
Tracker (1950)
Organisasi
adaalah perbuatan atau proses menghimpun atau mengatur kelompok kelompok yang
saling berhubungan dari intansi jadi keselurahan yang bekerja.
B.
Kesimpulan
Kesimpulan pokok
bahwa pandangan para penyusun definisi dapat dapat di kelompokan menjadi 3
majam :
-
Organisasi
adalah kumpulan orang-orang
-
Organisasi
adalah proses pembagian kerja
-
Organisasi
adalah system kerjasama, system hubungan, atau system social.
Dari definisi yang sedehana ini dapaat
di ketemukan adanya bernagai factor yang dapat menimbulkan organisasi. Yaitu orang-orang,
kerja sama dan tujuan tertentu. Berbagai factor tersebut tidak dapat saling
lepas atau berdiri sendiri melainkan saling terkait merupakan suatu kebetulan.
Sutarto. Dasar-Dasar Organisasi, Universitas Gajah Mada, Yogya, 1989.
manajemen & organisasi
Organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang
bagi mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum
yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang
dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen.
Manajemen adalah proses untuk mengelola
sumber-sumber organisasi. Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi
organisasi, baik secara langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan
Sistem Internal dan Lingkungan Eksternal.
Karena organisasi adalah kumpulan dua orang
atau lebih maka pengelolaan organisasi tidak akan lepas dari pembahasan
kekuasaan. Namun, dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Follet[1], nabi
manajemen (1868-1933), mengenaicircular behaviour atau perilaku yang saling mempengaruhi
diantara anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip kekuasaan[2] menurut Mary Parker Follet adalah
tidak berada di atas tetapi bersama, sehingga distribution
of power[3] getting things done through other people,
sangat mudah dimengerti sebagai sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding
pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh manajemen dan perilaku organisasi yang lain.
itu menjadi sangat penting untuk manggerakkan organisasi.
Pemikiran Mary Parker Folet tersebut
menjelaskan bahwa manajemen adalah sebuah usaha kolektif, bukan usaha
individual. Sebagai sebuah usaha kolektif, kekuasaan didistribusikan ke jenjang
dibawahnya.
Distribusi kekuasaan terjadi secara berjenjang
dan mencerminkan penjenjangan organisasi, dari tingkat paling tinggi ke tingkat
paling rendah. Masing-masing tingkat memiliki fungsi yang berbeda-beda namun
terangkai dalam satu sistem jaringan organisasi yang saling melengkapi dan
membutuhkan untuk mewujudkan tujuan organisasi secara bersama. Jadi,
kolektifitas usaha itu tidak lain adalah rangkaian kegiatan dari masing-masing
fungsi dalam sistem jaringan organisasi. Dengan kata lain, kerjasama untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran organisasi yang dilakukan oleh
fungsi-fungsi organisasi atau unit-unit organisasi adalah sebuah usaha kolektif
yang dilakukan oleh semua anggota organisasi.
Perilaku sirkular yang dicetuskan oleh Mary
Parker Follet 1920 itu kemudian dapat dijumpai dalam visualisasi anatomi
organisasi Robbins[4] beberapa windu kemudian. Menurut
Robbin, interaksi antara individu dengan indvidu, individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok adalah saling mempengaruhi. Dalam hal ini, Robbin
membagi anatomi organisasi menjadi tiga bagian yaitu Individu, Kelompok, dan
Sistem.
Persepsi individu mengenai organisasi terbangun
dalam proses belajar individu melalui komunikasi individu dengan kelompoknya.
Selanjutnya, interaksi terjadi pula dalam komunikasi antar kelompok dalam
struktur kelompok dimana pemimpin berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui
struktur dan disain organisasi serta kebijakan dan peraturan organisasi
berusaha untuk membentuk budaya organisasi di tingkat sistem. Namun demikian,
ketika obyek dari peratutan dan kebijakan organisasi, struktur dan disain
organisasi, dan budaya organsasi adalah manusia dan kelompok maka interaksi
yang saling mempengaruhi akan terjadi secara timbal balik. Inilah sebenarnya
esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.

Pada struktur organisasi yang ditayangkan pada
Peraga diatas tampak jelas bagaimana pemimpin organisasi secara
strtuktural bukan hanya mendistribusi sebagian kekuasaannya kepada jenjang
organisasi dibawahnya melalui para manajer namun juga mentransformasi
gagasan-gagasan, sistem nilai serta kompetensi agar organisasi berjalan sesuai
dengan arah dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Mereka adalah rantai
manajemen antar jenjang organisasi, yaitu para manajer. Para manajer ini yang
memainkan peran strategis yaitu komunikasi dalam organisasi Dengan kata lain,
para pemimpin organisasi di satu sisi membutuhkan dukungan anggota organisasi
melalui jenjang–jenjang organisasi, namun di sisi yang lain menghendaki agar
gagasan-gagasan mereka dijalankan dengan sistem nilai yang dikehendaki oleh
organisasi. Disinilah sebenarnya proses interaksi yang saling mempengaruhi
tersebut terjadi dimana setiap pemimpin unit organisasi adalah rantai manajemen
pada setiap jenjang organisasi yang akan menjadi jembatan bagi transformasi
gagasan dan kompetensi mengenai sistem nilai yang dikembangkan dalam
organsiasi.
Masing-masing rantai manajemen mempunyai domain
dan karakteristik keahlian manajerial yang berbeda, juga dibidang dimensi
waktu perencanaan serta Proses Manajemen. Semakin tinggi jenjang manajemen maka
semakin stratejik proses manajemen dan berdimensi jangka panjang, oleh rena itu
membutuhkan keahlian manajerial yang lebih bersifat konseptual. Sebaliknya,
semakin rendah jenjang manajemen maka proses manajemen semakin taktis dan
berdimensi waktu pendek sehingga keahlian manajerial juga semakin fokus kepda
domain fungsi operatif manajemen.

Hubungan antar jenjang manajemen dijalin oleh
rantai manajemen yaitu manajer-manajer fungsi. Peran manajemen sebagai proses
Perencanaan hingga Pengendalian sangat krusial disini agar semua anggota
organisasi bergerak dan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi. Maka
sistem pengendalian manajemen harus ada dan didisain sesuai dengan kebutuhan
manajemen.
Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara
bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat
diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen
dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat mengandung
arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan
praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan
untuk :
· Menghindari
terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang
tersedia.
· Menghindari
kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
· Menjamin
adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat. Jadi hubungan antara
manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses
kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses
kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang
tersedia.
Hubungan Timbal Balik Antara Organisasi dan
Metode (Tata Kerja) Dengan adanya metode atau tata kerja dalam organisasi
sehingga pada proses kegiatan dapat menyusun perencanaan kerja, dengan lebih
terkoordinir dalam membentuk sekelompok manusia yang melakukan kerjasama dengan
memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya dan tepat dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga hubungan timbale baliknya juga sangat
baik. Penggambaran diatas telah jelas memberikan keterangan bahwa Organisasi,
Manajemen, dan Tata Kerja ( Metode ), bila semuanya terurut dan dilaksanakan
dengan benar, maka secara otomatis suatu tujuan Organisasi pun akan tercapai
Organisasi, Manajemen, dan Tata Kerja
Tata Kerja atau metode adalah satu cara
bagaimana sumber-sumber dan waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin dan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan
dengan baik dan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa
proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis.
Beberapa fungsi Tata Kerja adalah:
· Menghindari
terjadinya pemborosan waktu yang tersedia
· Menghindari
hambatan dalam proses pencapaian tujuan
· Menjamin
adanya pembagian waktu kerja dan koordinasi yang tepat.
Manajemen menjelaskan bahwa harus ada proses
kegiatan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
demi tercapainya tujuan. Kemudian tata Kerja menjelaskan bagaimana proses
kegiatan itu harus dilakukan sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa organisasi, manajemen, dan tata kerja berkaitan satu sama
lain. Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama
antar manusia. Untuk melaksanakannya diperlukan organisasi sebagai wadah atau
alat untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian untuk mengetahui bagaimana
kegiatan kerja sama tersebut sebaiknya dilakukan, dibutuhkan Tata Kerja atau
metode untuk mencapainya dengan efisien dan tepat.
MANAJEMEN,
ORGANISASI DAN TATA KERJA
Telah dibahas sebelumnya tentang
manajemen, organisasi serta tata kerja. Maka, kali ini akan dibahas apa hubungan
timbal balik antara ketiga masalah tersebut?
Eratnya hubungan atau hubungan
timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
- Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.
- Organisasi : Alat atau wadah bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.
- Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dalam setiap organisasi pasti ada
pembagian "jabatan" dari ketua, wakil, bendahara, sekretaris, seksi
ini, seksi itu, dll. Untuk membentuk tingkat jabatan tersebut, biasanya diambil
dengan cara voting, pengajuan diri, penunjukkan, dll. Hal ini dapat
dikategorikan dalam awal mula tata kerja, dimana setelah penentuan jabatan,
tentu diperlukan suatu rencana program kerja yang disusun sedemikian rupa.
Dengan tata kerja, dapat
direncanakan tahap demi tahap sistemasi bagi masing-masing jabatan organisasi
agar terencana, teratur, terata dan terorganisir. Tanpa sebuah tata kerja,
organisasi tidak akan berjalan baik karena tata kerja merupakan sistem yang
mengatur suatu organisasi. Sehingga tata kerja yang kurang baik dapat
meruntuhkan manajemen dan organisasi. Adapula contoh tata kerja koperasi yakni
pembagian jadwal piket, jadwal jaga, pembagian panitia acara besar, dll.
Adapula manajemen yang digunakan oleh organisasi dan tata kerja untuk mengatur, mengawasi, mengendalikan, "memotori", dan melaksanakan tugas secara efisien dan efekif untuk mencapai tujuan bersama. tanpa manajemen, sebuah organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Contoh manajemen dalam -misalnya- koperasi adalah pengecekkan dan pengawasan pengeluaran dan pemasukkan dana yang berputar dalam buku besar dan kas koperasi.
MENGAPA
JURUSAN SITEM INFORMASI BELAJAR TENTANG "TEORI ORGANISASI UMUM"?
Organisasi di zaman modern ini
adalah hal yang tidak asing lagi di kehidupan kita. Dari kalangan terdekat yang
dapat kita temukan adalah Organisasi masyarakat yakni RT/RW. Namun untuk skala
bisnis dan perusahaan, organisasi adalah objek yang wajib ditekuni bagi setiap
"member" alias workers atau karyawan. Sebagian besar dari kita pasti
ingin menjadi seseorang yang berjabatan tinggi dalam organisasi dunia
perusahaan, karena semakin tinggi jabatannya, semakin besar pula
penghasilannya.
Sistem Informasi adalah jurusan yang sangat luas dan acceptable bagi seluruh perusahaan di dunia, karena orang lain berpikir bahwa lulusan SI "pasti" biasa berkutat dan "ahli" dengan komputer, serta memahami segala aplikasi yang diperlukan dalam dunia perusahaan. Apalagi jurusan SI bisa dipastikan dapat memahami software-software berbasis informasi, akuntansi, manajemen, dll yang tentunya sangat dibutuhkan bagi perusahaan. Tidak heran bahwa lulusan SI banyak yang berlayar di dunia perusahaan ternama.
Oleh karena itu, agar nantinya lulusan SI dipandang baik, maka seluruh mahasiswa/i SI "dibekali" ilmu tentang organisasi secara umum agar tidak "kaget" bila mengarungi dunia organisasi bisnis dan perusahaan di masa depan. Apalagi perusahaan di mana pun, memerlukan sesorang yang mampu berbaur dan beadaptasi serta ulet dalam dunia organisasi. Hal ini pula diperlukan agar nantinya diharapkan bagi lulusan SI dapat menjadi petinggi bahkan pemimpin sebuah perusahaan ternama dan mengharumkan nama jurusan serta Univeritas Gunadarma.
RANGKUMAN
- Pada dasarnya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
- Terdapat hubungan yang erat antara manajemen, organisasi dan metode (tata kerja).
- Manajemen, organisasi dan tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan secara efisien.